ANAK-ANAK AHMAD JAAFAR AR-RAWI

ANAK-ANAK AHMAD JAAFAR AR-RAWI

Saturday, November 1, 2008

WANITA UMNO INDERA MAHKOTA SOKONG IANYA TIDAK DIHAPUSKAN!

AKTA KESELAMATAN DALAM NEGERI (ISA):
WANITA UMNO INDERA MAHKOTA SOKONG IANYA TIDAK DIHAPUSKAN!

KUANTAN – Pergerakan Wanita UMNO Bahagian Indera Mahkota menyokong Kerajaan supaya tidak menghapuskan Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) demi masa depan keselamatan negara ini yang dihuni oleh pelbagai kaum dan bangsa dapat terus mengekalkan perpaduan dan keharmonian.

Ketuanya, Datuk Ramlah Kassim semasa berucap merasmikan Persidangan Pergerakan Wanita UMNO Bahagian Indera Mahkota mahu supaya Kerajaan hanya meminda beberapa fasal bagi mengetatkan lagi ISA terutama dalam berhadapan dengan mereka yang bersikap ’musuh dalam selimut’.

Katanya, ISA telah digunakan oleh Kerajaan dengan penuh hemah dan amat bijaksana bagi memastikan kehidupan majoriti rakyat jelata di negara ini hidup aman damai dan mengekang anasir-anasir anti nasional yang suka menangguk di air yang keruh, terutama perkembangan keselamatan negara sejak akhir-akhir ini.

Menurut beliau, penguatkuasaan akta ini diterjemahkan dalam Perkara 151 Perlembagaan Malaysia tahun 1960 dan ia bersifat proaktif dalam menangani masalah-masalah kompleks yang sukar ditangani melalui prosedur biasa dan memerlukan tindakan segera demi keselamatan awam dan kesejahteraan ramai.

Dipetik dari Mingguan Watan
Bil.10 - 2 - 8.11.2008

POLITIK WANG DALAM PEMILIHAN PEMIMPIN UMNO DI PAHANG?

POLITIK WANG DALAM PEMILIHAN PEMIMPIN UMNO DI PAHANG?

KUANTAN – Setelah UMNO Bahagian Kuantan, Raub, Rompin dan Paya Besar selesai mengadakan Persidangan Bahagian masing-masing, UMNO Perhubungan Pahang telah menerima lapan aduan yang mendakwa wujud anasir politik wang dalam Persidangan Puteri, Pemuda dan Wanita termasuk Bahagiandi beberapa kawasan.

Setiausaha Perhubungan UMNO Pahang, Encik Abdul Rahim Abas difahamkan, aduan-aduan itu sedang disiasat lanjut di mana membabitkan enam ahli UMNO ke arah tindakan disiplin akan diambil kerana amalan politik wang adalahn amalan yang boleh memburukkan lagi imej UMNO.

Menurut beliau, dua kes telah selesai kerana hanya membabitkan masalah teknikal semasa persidangan berlangsung manakala enam kes lagi, jika ianya benar-benar terbukti berlaku amalan politik wang, kes-kes itu akan dilanjutkan kepada Jawatankuasa Disiplin UMNO Pusat.

Mengulas mengenai spekulasi mengatakan ada pengaruh luar mempengaruhi dalam pemilihan pemimpin terutama pemimpin Pemuda UMNO, spekulasi itu amat tidak benar dan tidak berlaku di Pahang.

Karanya, apa yang berlaku ialah pencalonan Ketua Pemuda UMNO telah dibuat mengikut peraturan mesyuarat dan suara akar umbi dihormati dengan keputusan undi majoriti menjadi penentuannya.

Dipetik dari Mingguan Watan
Bil.10 - 2 - 8.11.2008

PEMUDA UMNO MARAN BERI KHAIRY 9 UNDI?

PEMUDA UMNO MARAN BERI KHAIRY 9 UNDI?


MARAN – Hanya 9 undi mampu diperolehi oleh calon Ketua Pemuda UMNO, Khairy Jamaluddin dari 243 perwakilan yang hadir dalam Persidangan Pergerakan Pemuda UMNO Bahagian Maran yang telah diadakan pada 25 Oktober lalu dan dari keputusan itu bekas Ketua Pemuda Maran, Datuk Shamsul Najmi Shamsuddin meninggal dewan persidangan.

Peristewa ini berlaku gara-gara Shamsul Najmi cuba mengawal percalonan dengan beliau cuba mencalonkan Khairi sebagai calon Ketua Pemuda, tetapi telah dibantah oleh perwakilan pemuda dan mereka turut mencalonkan Datuk Mukhriz Mahathir dan Datuk Seri Mohd Khir Toyo, kemudian diadakan pengundian.

Akibat perwakilan Pemuda UMNO Maran menolak Khairi dan memilih Khir Toyo dengan meraih 149 undi, Shamsul Najmi yang disorak oleh perwakilan tidak dapat menahan emosi lalu keluar meninggalkan dewan persidangan, dan semasa beliau keluar terus diboo oleh perwakilan kerana taksub kepada individu tertentu.

Dalam pengundian berkenaan, Mukhriz telah memperolehi 82 undi dan difahamkan Pemuda Maran merasakan Khairi dan Mukhriz telahpun mendapat pencalonan yang cukup, itulah sebabnya mereka memilih Khir Toyo bagi menjadikan pertandingan itu nanti sebagai tiga penjuru bagi merebut jawatan Ketua Pemuda UMNO.

Difahamkan persidangan berkenaan telah berlaku kekecohan, nasib baik dengan adanya pemerhati wakil dari Pemuda Perhubungan UMNO Pahang dapat meleraikan kekecohan yang timbul dan persidangan ditamatkan dalam suasana yang harmoni dan berbaik sangka.

Dipetik dari Mingguan Watan
Bil.10 - 2 - 8.11.2008

Thursday, October 30, 2008

Kebangkitan Sastra Perlu Untuk Lembutkan Budi Pekerti

Kebangkitan Sastra Perlu Untuk Lembutkan Budi Pekerti

Oleh Maria D. Andriana

Jakarta (ANTARA News) - "Siul Gelombang", karya pujangga India,
Rabindranath Tagore (1861-1941) dikenal sebagai simbol kepahlawanan,
pengabdian dan pengorbanan, serta mewakili suara kaum penentang terorisme.

Karya tersebut lahir pada 1934, suatu era revolusioner menjelang
kemerdekaan Bangladesh yang membuat negeri India banyak diguncang teror.

Melalui tokoh Ela dalam novel tersebut, pembaca bisa digelitik untuk
merenungkan kehidupan masing-masing, memaknai cinta, ideologi, dan
hubungan antar manusia.

Tagore yang banyak melahirkan karya besar diakui sebagai sastrawan
dunia, ia menjadi sosok yang banyak menyuarakan kebudayaan agung India
dan artis serba bisa. Melalui karyanya dalam bentuk cerpen, puisi,
naskah drama bahkan juga musik, ia pun ?dinobatkan? sebagai salah
seorang bapak bangsa dan dianugerahi penghargaan Nobel bidang sastra
pada tahun 1913.

Sebuah karya sastra memang selalui diciptakan oleh para penulisnya
untuk mengajak khalayak pembaca memikirkan dan merenungkan sesuatu hal
menyangkut olah pikir dan jiwanya.

?Hubungan antara karya sastra dan budi pekerti serta perilaku manusia
memang sangat erat,? kata Julius Felicianus, Direktur Galang Press,
salah satu penerbit buku terkemuka di Indonesia.

Menurutnya, karya sastra bisa membuat seseorang menjadi lebih stabil
dan mampu mengendalikan emosinya. Jika banyak membaca karya sastra,
seseorang biasanya tidak akan cepat marah, karena karya-karya sastra
dapat menggugah pembacanya untuk berpikir dan bertindak secara
positif, dengan mempelajari kompleksitas hidup yang disajikan dalam
cerita sastra.

?Sekarang ini, ketika kesusastraan di Indonesia sedang lesu dan beban
hidup semakin berat, banyak orang Indonesia menjadi cepat marah,
misalnya ketika `senggolan` di jalan raya bisa memicu pertengkaran,?
kata Julius.

Namun, sebagai penerbit, Julius mengamati bahwa saat ini karya sastra
justru dijauhi oleh pembaca, bahkan pelajaran bahasa Indonesia di
sekolah pun meninggalkan kesusastraan.

Hanya ada segelintir sekolah yang kini memberikan pekajaran
kesusastraan, itu pun menurut pengamatannya sangat bergantung pada
inisiatif guru dan sekolah.

Untuk membuktikan pendapatnya, Julius membeberkan fakta menyangkut
minat baca masyarakat. Seperti apa pilihan bacaan orang Indonesia
dewasa ini?

Buku bermutu dalam arti yang mengemukakan nilai-nilai positif atau
disebut sebagai buku-buku ?idealis? hanya terjual rata-rata sekitar 25
buku per judul per bulan, sementara buku-buku yang popular bisa
terjual antara 15.000 hingga di atas 50.000 untuk tiap judul dalam
sebulan.

Menurutnya, kelesuan sastra Indonesia bukan bersumber hanya dari
masalah ketiadaan penulis sastra atau kurangnya minat baca semata,
tetapi juga terpengaruh oleh situasi politik, ekonomi dan sosial di
Indonesia.

Ketika masa Orde Baru sudah bisa memberikan rasa aman pada masyarakat,
maka seni sastra pun tumbuh. Pada masa 1970-an, pendidikan sastra di
sekolah jauh lebih bagus dibanding sekarang. Siswa diwajibkan membaca
dan meringkas karya-karya sastra Indonesia yang muncul sejak masa
penjajahan Belanda dan era kemerdekaan.

Kini, pada masa perubahan politik di Indonesia, ketika masyarakat
kebanyakan masih merasakan kesulitan hidup (mencari nafkah), maka
orang mengabaikan kepentingan membaca karya sastra.

?Orang lebih memilih buku-buku yang memberikan pengetahuan praktis
(how to ...) yang hasilnya segera bisa dimanfaatkan untuk menambah
pengetahuan atau ketrampilan dan bermanfaat untuk menambah
penghasilan,? katanya.

Buku-buku seperti itu bisa terjual antara 15.000 hingga 25.000 buku
dalam satu bulan untuk satu judul. Sementara buku terlaris, termasuk
di dalamnya popular dan mengandung materi seksualitas, bisa diserap
pasar di atas 100.000 buku per judul per bulan.

Namun, sebagai penerbit, Julius tetap menetapkan komposisi 30 persen
terbitan kelompok Galang Press dengan buku-buku idealis seperti karya
sastra dan jenis buku pengetahuan lainnya sementara 70 persen lainnya
adalah buku-buku yang mengikuti selera pasar.

?Kami masih memberi kesempatan kepada para penulis idealis dan juga
pilihan bagi pembaca, meskipun porsinya kecil karena harus
mempertimbangkan sisi bisnis,? ujarnya.

Kebangkitan kesusastraan Indonesia menurut prediksi Julis pasti akan
terjadi karena selera pembaca juga bergerak dalam suatu siklus.

Dalam peta buku di Indonesia saat ini, pergeseran selera juga terjadi
yaitu terjadi kecenderungan pembaca menyukai novel-novel religius.
Mudah sekali untuk membuktikan pendapat tersebut, yaitu dengan
melongok pada rak buku-buku terlaris di semua toko buku.

Buku Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrachman El Shirazy yang meledak
adalah salah satu buktinya dan jenis tersebut segera diikuti oleh
sederet buku dengan isi relegius, begitu pula dengan buku Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata yang memberikan warna baru dalam kancah
bacaan Indonesia sekarang yang dapat memberi inspirasi pembacanya.

Buku bertema seks meskipun masih laku terjual, tetapi sudah mulai
tersisih demikian pula buku misteri dan genre ?teenlit? yang sempat
meledak beberapa waktu lalu.

?Karya sastra akan bangkit kembali ketika masyarakat mulai mapan,
gejolak sosial sudah stabil, karena setiap orang pasti menginginkan
keindahan,? ujar Julius.

Namun ia juga sangat mengharapkan peran pemerintah untuk memotivasi
generasi muda dengan menghidupkan kembali pelajaran kesusastraan di
sekolah.

Penyair F Rahardi juga mengamati kelesuan seni prosa di Indonesia saat
ini dengan mengamati pertumbuhan penulis sastra yang amat sedikit.

?Setelah era Danarto, paling-paling hanya muncul Seno Gumira, Agus
Noor dan segelintir kecil lainnya,? ujar Rahardi.

Namun, prosa Indonesia menurutnya masih menunjukkan geliatnya
dibanding dengan puisi yang bisa disebut ?tidak berderak?, kata
Rahardi yang saat ini menjadi salah seorang juri lomba membuat puisi
yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Bulan Bahasa 2008 oleh
Pusat Bahasa.

Buku-buku laris saat ini seperti Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi,
menurut dia, memiliki kualitas yang masih jauh di bawah karya sastra
era Pujangga Baru bahkan juga dibandingkan dengan era 1970-an.

?Isinya tidak semenggugah `Langit Makin Mendung` misalnya,? kata
Rahardi yang juga melihat bahwa era Chicklit dan eksploitasi seks
sudah berakhir.

Tema seks menurutnya pernah sangat mengemuka pada masa Motingge Busye,
dan sepuluh-lima tahun lalu berulang melalui karya Ayu Utami.

?Bedanya, kalau era Busye mengemukakan eksploitasi seks oleh penulis
laki-laki,. Sementara era Ayu Utami justru dilakukan oleh penulis
perempuan sendiri.?ujarnya.

Pergeseran selera pembaca dan pertumbuhan penulis bukan hanya terjadi
di Indonesia, tetapi sudah menggglobal. Sebutan Chiclit muncul ketika
penulis-penulis perempuan di belahan barat menghadirkan kisah-kisah
kaum perempuan, muda dan tinggal di kota (urban). Isinya menceritakan
diri mereka sendiri.

Gejala itu segera menjalar ke Indonesia, bahkan kemudia muncul penulis
yang amat belia, para remaja yang karyanya dikelompokkan dalam karya
teenlit.

Baik Rahardi maupun Julius melihat bahwa para penulis maupun pembaca
kelompok usia tersebut, kini sudah tumbuh dewasa dan selera menulis
ataupun membaca mereka sudah bergeser, sehingga era seks, kisah kaum
urban juga sudah ditinggalkan pembaca.

Kebutuhannya saat ini adalah kisah-kisah religius, bahkan para
pembacanya cenderung membaca buku-buku jenis tersebut di muka umum
agar diketahui orang banyak. Nanti jika tema keagamaan dan motivasi
sudah reda, pasti akan terjadi pergeseran lagi dan kesusastraan pun
akan bangkit kembali, kata Julius. (*)

COPYRIGHT © 2008

Wednesday, October 29, 2008

Isteri Sendiri Dijual di Internet

Isteri Sendiri Dijual di Internet

(ANTARA News) - Seorang pria Romania menjual isterinya lewat suatu
situs web yang mengkhususkan diri dalam jual-beli mobil bekas.

Sebagaimana diberitakan Annanova, Alex Cretu (20) melelong isterinya
dengan harapan laku 4 juta euro, tapi kini penawarannya sudah turun
jadi tiga ribu euro.

Iklan di www.okazii.ro bertuliskan: Isteri dijual. Buatan tahun 1983,
kondisi bagus, full variasi, bagasi luas, tangan kedua.

"Harga nego, variasi ada yang berumur tiga maupun lima tahun. Hanya
untuk yang serius."

Alex mengaku iklan itu dia pasang kerana bosan dengan isterinya yang
berusia 25 tahun itu tukang mengomel. Iklan itu sekaligus untuk lelucon.

Dia mengatakan iklan itu dipasang diam-diam setelah isterinya mencari
kerja ke Sepanyol.

Beberapa penawaran sudah masuk, tapi belum ada yang cocok kerana
ditawar terlalu murah atau kerana minta pembayaran diangsur. (*)

COPYRIGHT © 2008